Lowongan Kerja Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Mei 2019 - Programmer dan Dokumentasi Sistem Informasi

Rumah sakit Panti Rapih mengundang Anda untuk menjadi karyawan, silahkan klik gambar di bawah ini untuk memperbesar gambar dan kualifikasi.



Profil

Rumah Sakit Panti Rapih saat ini adalah salah satu rumah sakit swasta terbesar di Yogyakarta dan dikelola oleh Yayasan Panti Rapih. Yayasan Panti Rapih didirikan oleh Ordo Katolik Carolus Borromeus.

Merupakan Rumah Sakit Bersejarah

Pada 15 September 1928, Ordo Katolik Carolus Borromeus dengan dibantu Ir. Schmutzer van Rijckevorsel memulai pembangunan gedung RS Carolus Borromeus cabang Yogyakarta. Bangunan rumah sakit ini dirancang serupa dengan biara utama ordo St. Carolus Borromeus di Maastricht, Belanda. Batu pertama RS ditandatangani oleh Ir.[Schmutzer van Rijckevorsel. Pada Januari 1929, lima suster Katolik Belanda dari ordo Carolus Borromeus datang ke Yogyakarta dalam tugas pelayanan untuk orang-orang sakit. Kelima suster tersebut adalah: Sr. Gaudentia Brand, Sr. Judith de Laat, Sr. Ignatia Lemmens, Sr. Simonia, and Sr. Ludolpha de Groot.

Gedung rumah sakit baru selesai dibangun secara keseluruhan tanggal 25 Agustus 1929. Hal ini ditandai dengan pemberkatan gedung oleh uskup Katolik Mgr. Anton Pieter Franz van Velsen, S.J. Pada 14 September 1929, rumah sakit dibuka secara resmi oleh Sultan Hamengkubuwono VIII sebagai Rumah Sakit Onder de Bogen ("di bawah lengkungan/gereja"). Beberapa tahun kemudian, Sultan Hamengkubuwono VIII memberikan hadiah sebuah mobil ambulans kepada RS.

Kebanyakan pasien yang dirawat adalah orang-orang Belanda dan pejabat/keluarga Kraton. Untuk menolong orang yang tidak mampu, didirikan klinik rawat jalan oleh ordo Brothers of Christian Instruction(FIC). Tahun 1942, Jepang menguasai Indonesia dan banyak suster serta dokter warga negara Belanda yang bekerja di rumah sakit ini ditangkap dan ditawan di kamp konsentrasi. Dinas kesehatan Tentara Jepang mengambil alih rumah sakit dan memaksa pengelola untuk mengganti nama rumah sakit dari bahasa Belanda menjadi bahasa Indonesia. Oleh Uskup Semarang Mgr. Soegijapranata, S.J., nama rumah sakit diganti menjadi RS Panti Rapih ("Pengobatan"). Suster Sponsaria dipilih sebagai ketua rumah sakit.

Tahun 1945, setelah Jepang menyerah kalah terhadap Pasukan Sekutu dalam Perang Pasifik, ordo Suster Carolus Borromeus kembali mengelola RS Panti Rapih. Pada saat perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, RS Panti Rapih banyak merawat para pejuang yang terluka dalam pertempuran. Salah satu pasien yang dirawat pada tahun 1948 adalah Jendral Soedirman (Wikipedia).

IKLAN ATAS ARTIKEL

IKLAN TENGAH 1 ARTIKEL

IKLAN TENGAH 2 ARTIKEL

IKLAN BAWAH ARTIKEL